Marah yang elegant
Goblog !
Lelaki muda itu melotot kepada sang istri yang wajahnya mulus mengkilap berlinang airmata .
Sambil menyeka air mata yang jatuh, sang istri merapikan kembali sambal kecap isi potongan cabe rawit yang seharusnya tidak diiris .
Lhaa, mana sang istri tahu, mereka baru menikah 3 bulan.
Suami suka sambal kecap dengan tomat dan cabai rawit utuh tanpa di iris,
Yang diketahui oleh sang istri, sambal kecap mestilah rawitnya di iris.
Bukanlah sekali, namun berkali-kali kita dapati suami-suami yang asyik membentak wanitanya.
Ar rijalu qowwamuna ‘ala niisa , seringkali dikonteks kan bahwa suami adalah raja. Bebas memaki sesukanya .
Suatu hari dengan keringat membasahi pelipisnya, Rasulullah menyampaikan agar Abu Bakar jadi imam. Karena demam menjelang wafatnya beliau maka beliau tidak bisa menjadi imam sholat. Barang siapa yang menjadi imam sholat menggantikan imam sebelumnya maka berikutnya sang imam pengganti akan menjadi pemimpin berikutnya .
Lalu Abdullah bin Sam’ah keluar dan melihat Umar bin Khattab ra: “Haii Umar, ayuk jadi imam sholat, Rasulullah lagi sakit keras“.
Bersegera Umar menjalankan perintah untuk menjadi imam, tapi mendengar suara Umar menjadi imam bukan Abu Bakar, Rasulullah bangkit dan berkata: “Allah dan Rasulullah tidak suka ini, Allah dan Rasulullah tidak suka ini dan kalimat ini diulangi berkali-kali . Umar merasa malu dan meminta ma’af .
Semua terdiam,
Aisyah keluar dan berkata “ Wahai Rasulullah, sesungguhnya Umar menggantikan Abu Bakar, karena Abu Bakar seorang yang berhati lembut aku khawatir sholatnya tidak selesai karena tangis beliau“.
Rasulullah sebetulnya marah, tapi marah beliau pada istri sangat elegant dan penuh thinking skill.
“Ahh engkau ini seperti perempuan-perempuan di zaman Nabi Yusuf “ Katanya pada Aisyah.
Tidak ada caci maki,
Tidak ada hujatan,
Tidak juga cerita kemana mana tentang kedongkolannya,
Sungguh Rasulullah pribadi yang sempurna sebagai suami pun beliau juga sosok yang bijak.
Maashaa Allah.
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu )
Referensi: Di balik tabir kematian (Imam Ghazali).
By; Mam Fifi P. Jubilea, M.Sc. Ph.D
( Owner JISc /JIGSc/JIBBS )
Owner/ Conceptor / Teacher/ Founder/ Trainer/ Coacher )
Jakarta Islamic School (JISc)
Alamat: Jl. Manunggal I Komplek Kodam No.17, RT.11/RW.6,
Cipinang Melayu, Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur
WhatsApp: http://bit.ly/WA_JISC
Call Center : 0811-1277-155
Website : https://www.jakartaislamicschool.com/