Media Daring Enrollment Jakarta Islamic School
WeCreativez WhatsApp Support
Enrollment
JISc Hotline Pusat
Available
WeCreativez WhatsApp Support
Enrollment JISc Joglo
JISc Joglo
Available
WeCreativez WhatsApp Support
Enrollment Kindy/Nursery JISc Joglo
JISc Kindy/Nursery Joglo
Available
WeCreativez WhatsApp Support
Enrollment JISc Depok
JISc Depok
Available
WeCreativez WhatsApp Support
Enrollment BOARDING (JIBBS/JIGSc)
JIBBS/JIGSC
Available
Enroll Today!
Jakarta Islamic School ™
  • HOME
  • FULLDAY
    • NURSERY & KINDERGARTEN
      • Preface Nursery & Kindergarten
      • Nursery & Kindergarten
    • PRIMARY
      • Primary School
    • SECONDARY
      • Preface Secondary
  • BOARDING
    • Jakarta Islamic Boarding School (JIBBS & JIGSc)
    • JISc / JIBBS/ JIGSc Achievement
  • ABOUT
    • Jakarta Islamic School (JISc) Profile
    • Vision
    • History of Jakarta Islamic School
    • Jakarta Islamic School (JISc Curriculum)
    • Principal profile
  • CONTACT
No Result
View All Result
Jakarta Islamic School ™
No Result
View All Result

DOA YANG ADIL

Share on FacebookShare on TelegramShare on Whatsapp

Dengan langkah gontai, Ihsan kecil menuju mesjid, berwudhu dan perlahan menghirup air ke dalam hidungnya dan kemudian mengeluarkannya. Rasanya ingin membersihkan semua dosa sebanyak-banyaknya karena rasa bersalah yang luar biasa.

“Aku hanya melihat gambar perempuan dengan lengan terbuka,”
Ahh.. Lalu diusapnya sekali lagi wajahnya dan mulai takbiratul ihram, berharap bayang-bayang lengan perempuan yang mulus hilang dari ingatan. Fokus dan mulai menangis ketika merasakan getaran dari surah Al Fatihah yang dibacanya perlahan.

Hamidani abdi.. (Lihatlah malaikatku, hamba-Ku tengah memuji Aku). Allah menjawab pujian dari hamba-Nya, setiap kali hamba-Nya membaca surat Al Fatihah. Satu-satunya surat yang Allah jawab langsung kepada hamba-Nya.. sampai disini, Ihsan terdiam, namun ketika masuk surat Arrahmaan, bayangan lengan perempuan itu muncul lagi dan Ihsan berusaha keras mengusir bayangan itu dan fokus pada apa yang dibacanya. Mencoba memahami isinya dan menghayatinya hingga fokus itu muncul lagi dan bekerja dengan baik.

Ketika rukuk dan kemudian berdiri, Ihsan teringat lagi dan menepis dalam hati “rasa dosa itu“

Ahh, Abang Ghufron lebih gawat lagi!
Kemarin dia bawa cewek ke kamar dan main gitar ketika maghrib, dan dia enggak sholat. Ibu diam saja, Ibu bahkan menawarkan makanan dan aku tidak ditawarkan. Ibu mengetuk pintu kamarnya dengen lembut lalu mengingatkan adzan Isya sudah terdengar, sementara abang cuek. Ibu hanya menangis di dalam kamar dan tak lama, kulihat ibu mendoakannya sambil menangis dan aku yang baru saja pulang dari mengajar TPA di mesjid tak sedikit pun ibu tawarkan makan dan juga..

Dan Ihsan pun lupa sudah berapa rakaat sholat yang dikerjakannya.. astaghfirullah.

Yaa, ini kisah Ibu Sri yang suaminya sudah meninggal dunia, dan kedua anaknya lelaki sudah dewasa, yang sulung ganteng dan dimanja, cerdas tapi malas dan mengasyikkan diri dengan maksiat. Sementara yang bungsu dekat dengan ibu dan kemudian menjadi harapan ibu dan si bungsu kemudian menjadi anak yang soleh dan mandiri. Tidak menyusahkan ibu, juga mampu menyelesaikan semua masalahnya sendiri.

Hatinya mulai geram. Setelah sholat, alih-alih berdzikir, Ihsan malah berfikir.

Abang Ghufron apa saja boleh. Pegang perempuan boleh, tidak sholat boleh, berdusta boleh. Bahkan didoakan. Didengarkan, dipercayai. Kemudian ditangisi dan didoakan lagi.

Sementara aku? Sholat sendiri tidak disuruh, bahkan terkadang bantu membangunkan ibu dikala subuh. Namun aku tak pernah melihat ibu menangis mendoakanku..

Kalau begitu, mulai hari ini aku tak mau sholat, aku mau nakal saja seperti Bang Ghufron bahkan lebih dari itu, agar ibu memperhatikan aku. Mendoakan aku, dan aku juga tidak usah selalu mengalah dan mengalah menekan perasaanku karena dikira ibu, aku kuat, aku mandiri, aku mampu. Sementara Abang Ghufron bebas melakukan apa saja.

Dan Ihsan remaja yang dikenal taat mulai mengambil gitar dan menghirup rokok dan matanya nanar tak peduli panggilan adzan dan duduk di atas tembok kecil, rembulan mulai datang dan dia mulai mendendangkan lagu sedih, melupakan Tuhannya. Dan ibu tak sadar anaknya sudah sedikit demi sedikit melepas keimanannya.

Di tempat lain, Bang Ghufran tersedak biji salak, tak bisa bernafas. Temannya tidak ada yang panik bahkan mentertawakannya.
Akhirnya biji salak keluar juga dan terngiang ucapan ibunya: “Jangan sampai mati dalam keadaan belum sholat”.

Bergegas Bang Ghufron ke mesjid dan ketika terdengar suara adzan. Tangisnya meleleh dan ingatannya kembali bahwa hampir saja aku mati dan teman-temanku hanya mentertawakan aku, tidak ada yang peduli. Hanya ibu yang peduli.

Terima kasih ibu, engkau kerap mendoakan aku.. mengingatkan aku..

Petang itu, petang yang dahsyat..

Ihsan, si bungsu, anak yang taat mulai menjamah maksiat.
Dan Ghufron si sulung, mulai mencari Tuhan.

Doa ibu bekerja.

Sayangnya, kebanyakan kita hanya mendoakan dan sungguh-sungguh menasihati anak yang nakal atau yang kurang beriman.
Sementara yang sudah baik dan mandiri dalam ibadah, mandiri dalam menyelesaikan masalah, lupa untuk didoakan.

Sehingga yang didoakan menjadi beriman yang sudah beriman menjadi ahli maksiat..

Hikmah di balik cerita ini adalah: Sebaiknya ibu atau guru tidak lupa mendoakan anak yang nakal agar tidak nakal lagi dan anak yang taat didoakan agar selalu dalam ketaatan.

Dalam berdoa pun ibu atau guru harus adil.

Adil itu berat …teman….
Dan adil itu tidak hanya untuk urusan poligami saja. Tapi juga untuk urusan mendoakan dan mendengarkan… juga perhatian. Agar yang kuat istiqomah dalam kekuatannya. Jangan biarkan dia mengalah terus dan dibiarkan sendirian.

… Berlaku adillah, karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Al Maidah: 8)

By: Mam Fifi P. Jubilea, SE, S.Pd, M.Sc , Ph.D
(Owner JISc/JIGSc/JIBBS)
Owner/Conceptor/Teacher/Founder/ Trainer/Coacher)

Jakarta Islamic School (JISc)
Alamat: Jl. Manunggal I Komplek Kodam No.17, RT.11/RW.6,
Cipinang Melayu, Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur
WhatsApp: http://bit.ly/WA_JISC
Call Center : 0811-1277-155
Website : https://www.jakartaislamicschool.com/

Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • JISc
  • JIBS (JIBBS & JIGSc)
  • ENROLLMENT
  • Berita Terbaru

© 2003 - 2025 | Jakarta Islamic School ( JISc - JIBS - JIBBS - JIGSc )Sekolah Terbaik dan Terfavorit di Jakarta Timur, 98% masuk PTN favorit (150 dari 153 Siswa) We are offered: Nursery & Kindergaten (TK) - Primary School (SD) - Secondary School (SMP & SMA) - Boarding School (SMP & SMA, Putera dan Puteri Terpisah)

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • FULLDAY
    • NURSERY & KINDERGARTEN
      • Preface Nursery & Kindergarten
      • Nursery & Kindergarten
    • PRIMARY
      • Primary School
    • SECONDARY
      • Preface Secondary
  • BOARDING
    • Jakarta Islamic Boarding School (JIBBS & JIGSc)
    • JISc / JIBBS/ JIGSc Achievement
  • ABOUT
    • Jakarta Islamic School (JISc) Profile
    • Vision
    • History of Jakarta Islamic School
    • Jakarta Islamic School (JISc Curriculum)
    • Principal profile
  • CONTACT
Your text

© 2003 - 2025 | Jakarta Islamic School ( JISc - JIBS - JIBBS - JIGSc )Sekolah Terbaik dan Terfavorit di Jakarta Timur, 98% masuk PTN favorit (150 dari 153 Siswa) We are offered: Nursery & Kindergaten (TK) - Primary School (SD) - Secondary School (SMP & SMA) - Boarding School (SMP & SMA, Putera dan Puteri Terpisah)